Pendahuluan

Beberapa bulan lalu, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan fenomena antri emas di berbagai gerai penjualan emas fisik. Tidak sedikit yang rela berdiri berjam-jam untuk beli emas logam mulia mulai dari gramasi kecil seperti 0,5 gram hingga 5 gram. Bahkan, stok emas di beberapa toko sempat langka, baik di toko emas konvensional maupun platform digital.
Fenomena ini tentu berkaitan erat dengan lonjakan harga emas yang terus merangkak naik sejak awal tahun. Banyak orang melihat emas sebagai instrumen lindung nilai (safe haven) yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ditambah lagi, tren investasi kini mulai bergeser dari gaya hidup konsumtif menuju gaya hidup yang lebih sadar finansial.
Sayangnya, kelangkaan emas saat itu justru menyulitkan sebagian masyarakat yang ingin mulai menabung emas dari gramasi kecil. Beberapa toko bahkan membatasi pembelian per orang demi menjaga stok.
Fenomena antrian emas juga membuat harga emas melonjak naik hingga menyentuh angka 2 juta rupiah per gram nya. Namun, tidak menyurutkan antusiasme pembeli emas untuk berburu emas mulai dari gramasi kecil hingga besar.
Harga Emas Hari Ini
Berbeda dengan hari ini, sejak bulan lalu terjadi penurunan terus menerus pada harga per gram emas setiap harinya. Memang bukan hal yang baru soal naik turunnya harga emas, namun penurunan harga kali ini ini terlihat signifikan setelah fenomena antrian emas dan kenaikan harga emas beberapa waktu lalu.
Terhitung selama periode 14 April 2025 hingga 14 Mei 2025, harga emas Antam terus menaik hingga Rp. 2.1000.000 dan mulai menurun terus hingga 14 Mei 2025.
Lalu apa penyebab terjadinya harga emas yang naik dan turun secara drastis?
Faktor Penyebab Harga Emas Fluktuatif
Kenaikan harga emas beberapa waktu lalu terjadi ketika Dolar melemah, sehingga harga emas terus cenderung naik. Hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa emas dihargai dalam Dolar Amerika Serikat. Sehingga harga emas menjadi lebih terjangkau bagi investor jika menggunakan mata uang lain, selain Dolar Amerika Serikat.
Berbeda dengan keadaan saat ini, harga emas terus menurun dan mulai kembali stabil menyentuh harga 1 jutaan per gram nya. Salah satu penyebabnya yakni kelanjutan pembicaraan dagang tingkat tinggi antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sudah berlanjut ke hari kedua di London.
Negosiasi yang terjadi antara lejabat tinggi dari dua negara tersebut mencakup berbagai isu sensitif, mulai dari tarif impor hingga rencana pembatasan ekspr logam langka atau rare earth.
Kepala Analisis Pasar di KCM Trade Tim Waterer menyatakan bahwa pembicaraan dagang utama antara Amerika Serikat dan China masih berlangsung. Emas pun terus bergerak perlahan sambil menunggu kemajuan yang diputuskan dari dua kekuatan ekonomi dunia.
Donald Trump, presiden Amerika Serikat juga menyatakan pemerintah Amerika Serikat sudah berjalan dengan baik dalam negosiasi tersebut dan siap menyambut laporan positif sebagai hasilnya.
Tepat di bulan Mei 2025 lalu, Amerika Serikat dan China sepakat melakukan jeda untuk sementara waktu atas pemberlakuan tarif tambahan, yang akhirnya memberi kepuasan bagi pasar keuangan global.
“Jika pelaku pasar menilai hasil diskusi pekan ini cukup positif dan mengarah pada kesepakatan dagang lebih luas, maka permintaan aset safe heaven seperti emas berpotensi menurun.” Lanjut Waterer.
Namun dari sisi data ekonomi, ekspor China dilaporkan justru melambat ke level terendah pada tiga bulan terakhir yang diakibatkan tekanan tarif dari Amerika Serikat. Deflasi harga pabrik atau factory gate juga dilaporkan mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir.
Waterer juga menjelaskan bahwa jika inflasi naik sedikit demi sedikit, itu berarti masih sesuai dengan rencana. Namun jika terjadi lonajakan yang signifikan malah bisa memicu kekhawatiran investor yang berpotensi menaikkan harga emas.
Maka dapat disimpulkan, kenaikan atau turunnya harga emas yang perlahan dan tidak drastis menjadi pertanda baik bagi para investor. Karena emas cenderung diminati saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik meningkat dan saat suku bunga rendah.
Dilanisr oleh Bloomberg pada hari Rabu 11 Juni 2025, harga emas di pasar turun 0,12% menjadi US$3.319,47 per ons pada pukul 06.26 WIB. Sementara itu harga emas berjangka Amerika Serikat turun 0,3% menjadi US$3,343,40 per ons.
Emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya terhadap pesaingnya karena kenaikan indeks dolar AS hingga 0,2%.
Diskusi yang berjalan baik antara dua negara tersebut masih terus berlangsung terutama dalam memutuskan kontrol ekspor yang mengancam masalah baru antar negara tersebut.
Tidak heran, kesepakatan perdagangan dapat mengurangi daya tarik emas sebagai safe heaven, karena memiliki kemungkinan berkembang di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi sebagai penjaga nilai harta.
Lantas apa yang perlu disiapkan para investor di saat harga emas cenderung turun dan mulai stabil?
1. Evaluasi Tujuan Investasi
Apa tujuan membeli emas? Untuk jangka panjang atau sekadar mencari keuntungan jangka pendek? Jika tujuan tersebut untuk tabungan masa depan, seperti pendidikan anak, ibadah haji, membeli rumah atau dana pensiun, maka fluktuasi jangka pendek seharusnya tidak membuat investor tergesa-gesa dalam menjual.
2. Jangan Panik, Beli Saat Turun!
Banyak investor sukses justru beli emas saat orang lain menjual. Strategi ini mirip dengan prinsip “buy the dip” yang populer di kalangan investor saham. Emas yang dibeli saat harganya rendah akan memberikan keuntungan lebih saat harga kembali naik.
3. Manfaatkan Strategi Menabung Berkala
Salah satu cara paling aman adalah dengan menabung emas secara rutin. Misalnya, beli 0,5 gram setiap bulan. Ketika harga turun, investor akan mendapatkan gramasi lebih banyak. Ini adalah metode Dollar Cost Averaging (DCA) yang membantu kamu tetap tenang tanpa harus memprediksi pasar.
4. Hindari Menjual Terlalu Cepat
Kesalahan umum investor pemula adalah menjual karena takut rugi. Padahal, harga emas yang turun belum tentu permanen. Dalam sejarahnya, harga emas cenderung naik seiring waktu, terutama dalam kondisi inflasi tinggi.
5. Pantau Tren Harga Emas Global dan Domestik
Memahami penyebab penurunan harga itu perlu bagi investor, apakah karena penguatan dolar, suku bunga naik, atau faktor geopolitik? Dengan memahami penyebabnya, maka investor dapat menentukan langkah selanjutnya secara rasional.
Misalnya, memahami penyebab penurunan harga emas dan hal-hal yang mempengaruhi harga emas, seperti:
● Penguatan nilai dolar AS: Saat dolar menguat, harga emas dalam satuan USD cenderung melemah karena emas menjadi lebih mahal bagi investor yang tidak menggunakan Dolar AS.
● Kenaikan suku bunga oleh bank sentral: Misalnya The Fed menaikkan suku bunga, investor cenderung beralih ke instrumen lain seperti obligasi yang dianggap lebih aman dan menghasilkan bunga.
● Stabilitas geopolitik: Ketika situasi global lebih tenang, permintaan emas sebagai aset safe haven biasanya menurun.
Tips untuk Investor

Penurunan harga emas seringkali menimbulkan dilema bagi para investor, apakah harus beli emas, bertahan, atau justru menjual? Bagi investor bijak, kondisi ini justru menjadi momen yang strategis untuk bertindak.
Pantau Harga Secara Real-Time
Manfaatkan aplikasi atau situs resmi untuk memantau pergerakan harga emas setiap hari. Ini akan membantumu mengambil keputusan lebih tepat.
Beli Secara Bertahap (Cicil Gramasi)
Ketika harga sedang turun, gunakan strategi menabung emas secara berkala. Kamu bisa beli emas logam mulia 0,5 gram tiap bulan. Teknik ini dikenal dengan istilah dollar cost averaging.
Pilih Emas Logam Mulia Bersertifikat
Pastikan kamu hanya membeli emas logam mulia seperti Antam yang memiliki sertifikat dan mudah diperjualbelikan kembali.
Gunakan COD (Cash on Delivery)
Untuk pengalaman jual beli tanpa antri atau menunggu lama, kamu bisa memilih layanan COD.
Apakah Saat Harga Turun Waktu yang Tepat Menjual?
Tidak selalu. Menjual emas saat harganya turun bisa saja membuatmu, terutama jika belum mencapai target keuntungan. Atau ketika dijual, emas yang sudah dicairkan tidak digunakan untuk kebutuhan yang sudah direncanakan.
Karena itu, menabung emas atau membeli emas harus memiliki tujuan yang jelas dan sudah dipastikan ketika sudah menjadi uang, kemana uang tersebut akan digunakan. Jika belum ada kebutuhan mendesak ada baiknya menahan dulu rencana jual emas dan fokus menjadikan emas sebagai penjaga nilai.
Akan lebih bijak jika harga emas menurun, hal tersebut menjadi waktunya mempertimbangkan membeli emas logam mulia dalam jumlah tertentu. Tidak perlu terburu-buru menjual. Karena yang perlu diingat, emas adalah aset jangka panjang yang nilainya stabil dari waktu ke waktu. Kenapa?
1. Harga Turun = Diskon Investasi
Harga emas yang turun berarti bisa mendapatkan emas logam mulia dengan harga yang lebih murah dibandingkan sebelumnya. Ibarat membeli barang bagus saat sedang diskon, lebih menguntungkan untuk jangka panjang.
2. Potensi Kenaikan di Masa Depan
Emas adalah aset yang dikenal tahan inflasi dan cenderung naik dalam jangka panjang. Ketika membeli saat harga turun, kamu bisa menikmati capital gain (keuntungan harga jual lebih tinggi) saat harga naik di masa depan.
3. Waktu yang Kurang Ideal untuk Jual
Menjual emas saat harganya rendah bisa membuat cukup rugi, apalagi jika membelinya ketika harga tinggi. Emas idealnya dijual saat harga sudah naik signifikan, bukan ketika turun.
4. Strategi Menabung Emas
Banyak investor menggunakan strategi “buy the dip”, yaitu membeli ketika harga turun. Dengan rutin beli emas saat harga rendah, kamu bisa mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik dalam jangka panjang.
5. Emas = Investasi Jangka Panjang
Emas bukan untuk “trading cepat” seperti saham. Emas cocok untuk tujuan jangka panjang seperti dana darurat, biaya pendidikan anak, atau dana pensiun. Maka, penurunan harga sesaat tidak perlu disikapi dengan panik, justru jadikan momen untuk terus membeli.
Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Emas
Pergerakan harga emas yang fluktuatif seringkali menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan investor, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Memahami dinamika harga dan faktor-faktor yang memengaruhinya adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Bagian FAQ ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum seputar investasi emas, membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan membuat strategi yang lebih matang.
Kesimpulan

Dengan dinamika harga emas yang terus bergerak, penting bagi investor untuk memiliki pemahaman yang komprehensif dan strategi yang matang. Artikel ini telah mengupas tuntas fenomena fluktuasi harga emas, mulai dari antrean panjang yang sempat terjadi beberapa waktu lalu hingga faktor-faktor makroekonomi seperti penguatan dolar AS dan negosiasi dagang global yang memengaruhinya. Kami juga telah menyajikan strategi investasi yang bijak, menekankan pentingnya evaluasi tujuan investasi, tak panik saat harga turun, serta manfaat menabung berkala dengan teknik Dollar Cost Averaging.
Bagian FAQ kami hadir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum Anda secara mendalam, memberikan edukasi mengenai penyebab naik turunnya harga emas dan apakah saat harga turun adalah waktu yang tepat untuk menjual. Di sana, Anda juga menemukan tips praktis untuk menghadapi ketidakstabilan harga, seperti memantau harga secara real-time dan memilih emas logam mulia bersertifikat. Dengan memahami poin-poin penting ini, Anda akan lebih siap dalam mengambil keputusan investasi yang cerdas. Ingat, emas adalah investasi jangka panjang yang nilainya cenderung stabil dan bahkan naik seiring waktu. Jadi, alih-alih panik saat harga turun, jadikan itu sebagai peluang untuk memperkuat portofolio emas Anda. Teruslah belajar, pantau pasar, dan investasikan emas Anda dengan bijak untuk masa depan finansial yang lebih cerah!